 |
| SERIUS : Komisi II DPRD Sumenep, Abd. Rahman saat di ruang rapatnya. (Ist/nyatat.com) |
NYATAT.com, Sumenep – Cara Abd. Rahman menyerap aspirasi masyarakat terbilang tak biasa. Legislator asal Kecamatan Pragaan ini memilih turun langsung ke lapangan, menyatu dengan masyarakat lewat kegiatan sosial dan kultural.
Mulai dari menghadiri pengajian, tahlilan, hingga musyawarah desa, semua ia jalani demi bisa mendengar langsung suara rakyat. “Kalau mau tahu kondisi riil warga, ya harus duduk bareng mereka,” ujarnya dengan tegas.
Menurutnya, pendekatan seperti itu jauh lebih efektif ketimbang hanya mengandalkan laporan tertulis dari staf atau perangkat desa. Sebab, suara asli masyarakat sering kali muncul di ruang-ruang informal seperti itu.
Abd. Rahman memang bukan sosok asing dalam dunia keagamaan. Sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU), ia tumbuh dan besar dalam tradisi pesantren dan lingkungan religius yang kuat.
Hal itu pula yang membentuk cara komunikasinya yang santun dan membumi. Ia tak canggung duduk bersama warga, bahkan di acara sederhana sekalipun. Justru dari situ ia kerap mendapat masukan penting.
“Pembangunan tidak akan berhasil kalau terlepas dari budaya masyarakat,” katanya. Baginya, pembangunan harus tumbuh dari akar lokal, bukan sekadar proyek teknis dari atas.
Lewat jalur ini, Abd. Rahman lebih cepat mengetahui kebutuhan yang benar-benar mendesak. Termasuk masalah klasik seperti jalan rusak, irigasi pertanian, akses air bersih, hingga bantuan pendidikan untuk siswa kurang mampu.
Tak hanya mendengar, ia juga aktif mengawal agar aspirasi itu sampai ke meja pembahasan DPRD dan direspons dinas terkait. Ia menyebut, tugasnya di parlemen adalah menjembatani kebutuhan rakyat dengan kebijakan.
Gaya komunikasi terbuka dan merakyat inilah yang membuat Abd. Rahman makin diterima warga di Dapil 3. Bagi mereka, sosok ini bukan sekadar politisi, tapi juga bagian dari keluarga besar masyarakat desa. (*)
(Iqb/nyatat.com)
DPRD Sumenep | Komisi II DPRD Sumenep | DPRD | Sumenep | Madura | Dapil 3 | Pragaan
0 Komentar